Sabtu, 04 Februari 2012

Dinamika Pengadaan 100 Unit MBT Leopard 2A6

Indonesia akan membeli 100 unit Tank Leopard dan rencana pembelian tank ini telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Mabes AD, Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan. Saat ini TNI akan terus memperbarui alat utama sistem senjata (alutsista), dan selain pembelian tank Leopard eks Belanda, pembelian tank buatan PT Pindad juga jadi pilihan untuk melengkapi alutsista TNI, hal tersebut disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan.
Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa proses pengadaan 100 unit main battle tank (MBT) Leopard 2A6 telah sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, dan seluruh pengadaan alutsista telah merujuk pada kebutuhan pokok minimum. Dari segi kemampuan, Leopard 2A6 memiliki keunggulan jarak tembak dibandingkan dengan tank buatan Rusia yang kini dipakai Malaysia, PT-91M, yakni 6 km untuk Leopard dan 5 km untuk PT- 91M. Leopard juga mampu menyelam dalam air berkedalaman tak lebih dari empat meter dan mampu menembak siang dan malam.
Ada tiga jenis klasifikasi Tank yakni Tank jenis ringan, sedang, dan berat. Dan Tank Leopard ini merupakan Tank jenis berat yang Indonesia belum mampu membuat dan merakitnya, sehingga diharapkan dengan pembelian tank leopard ini ada peningkatan teknologi, bisa mentransfer teknologi dan suatu saat kita bisa membuat sendiri.
Saat ini Indonesia tidak mempunyai alustista yang modern dan memadai, maka dari itu Indonesia tidak mempunyai bargain position untuk melakukan tekanan-tekanan, karena negara-negara lain sudah memiliki kemodernan persenjataan. Disini bukan berarti perang, melainkan agar negara lain tidak mengangggap remeh dan mudah mengertak bangsa Indonesia. Untuk itu Tank berat seperti Leopard sudah menjadi kebutuhan pertahanan Indonesia.
Rencana pembelian tank Leopard ini telah menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat, bahkan beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia. Tank Leopard  yang berbobot sekitar 60 ton ini dianggap tidak bisa beroperasi dengan medan tempur Indonesia yang berhutan tropis, selain itu menurutnya akan mematikan industri strategis dalam negeri. Namun hal itu dibantah oleh Kemhan/TNI. Justru kita pilih Leopard karena kualitasnya paling bagus dan untuk ukuran tank kelas berat ini termasuk paling hebat karena mampu beroperasi dalam gelar medan berat sekalipun dan sudah dipakai oleh negara-negara maju seperti Singapura, Kanada dan hampir semua negara di Eropa.
Pembelian tank Leopard dari Belanda belum selesai dan masih dijajaki semua kemungkinan. Namun hal yang terpenting adalah bagaimana soal alih teknologi dari pembelian itu. Setiap pembelian alutsista harus disertai proses alih teknologi sehingga Indonesia tidak lagi ketergantungan kepada Negara lain bila suatu saat ada embargo. Selain itu urgensi pembelian MBT, juga dalam rangka mendorong kemandirian industri pertahanan sebagaimana tekad pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar