JAKARTA - Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro pertengahan Agustus lalu me-launching pembangunan
kapal perang tempur jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) yang merupakan kapal
perang tempur pertama dan terbesar yang akan dibuat di Indonesia di
kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Pembuatan kapal perang PKR
tersebut rencananya dikerjakan oleh PT. PAL selaku industri pertahanan
dalam negeri bekerjasama dengan Damen Shipyard-Belanda, selaku pemenang
tender.
Hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Djoko Santoso,
Kasal Laksama TNI Agus Suhartono, Wamenhan Letjen TNI Sjafri
Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Mardya TNI Eris Haryyanto, S.IP, M.A. dan
Dirut PT. PAL Harsusanto serta sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes
TNI dan Mabesal.
Selain itu, hadir pula pejabat perwakilan dari
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristek, Kementerian BUMN,
Bappenas dan Anggota Komisi I DPR RI serta perwakilan dari Damen di
Indonesia.
Dalam sambutannya Menhan mengatakan, setelah melalui
perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Kemhan dapat me-launching
pembangunan kapal perang PKR yang merupakan kapal perang tempur terbesar
dan pertama yang akan dibangun di Indonesia yaitu di PT. PAL.
Menurut
Menhan, pembangunan kapal perang PKR ini sangat penting, mengingat hal
ini sejalan dengan salah satu prioritas pembangunan pada pemerintahan
Kabinet Indonesia ke II yaitu membangun industri pertahanan dalam
negeri. Makna dari pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah
semaksimal dan sedapat mungkin agar Alutsista TNI dibangun di dalam
negeri.
Kapal PKR (Patroli Kawal Rudal) yang akan dibuat PAL
Menhan
mengatakan, pembangunan kapal perang PKR ini akan menjadi titik awal
bangkitnya industri pertahanan dalam negeri khususnya industri kapal
perang setelah krisis moneter 1998 lalu, dan selanjutnya Industri
Nasional diharapkan akan terus dapat membangun kapal sejenis ini
berikutnya sehingga Indonesia di masa depan akan memiliki angkatan laut
yang kuat.
Lebih lanjut Menhan menjelaskan, disamping digunakan
untuk tugas-tugas tempur, kapal perang PKR juga diperlukan untuk
memberikan deterrent effect atau efek gentar terhadap siapapun yang
akan mencoba mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Menhan
menambahkan, kapal perang PKR ini juga dapat digunakan dalam peace
keeping mission atau misi penjaga perdamaian. Dalam misi perdamaian,
Indonesia tidak hanya mengirimkan pasukan dari TNI AD, tetapi juga telah
mengirimkan kapal perang dalam suatu naval mission di Lebanon.
Pada
waktu itu, dengan Sigma Kelas sudah cukup berhasil dan diakui oleh NATO
bahwa kapal perang TNI AL telah memenuhi standar dari kapal - kapal
perang NATO. Dengan kehadiran kapal perang PKR ini, menurut Menhan
diharapkan nantinya akan menempatkan Indonesia pada kelas yang lebih
tinggi dan terhormat dalam kancah di dunia Internasional.
Selain
itu, dengan pembangunan kapal perang PKR yang akan dibuat PT. PAL, juga
membuktikan bahwa pemerintah dalam hal ini Kemhan dan TNI berkomitmen
dalam mewujudkan kebijakan pertahanan yang pro kesejahteraan. Melalui
pembangunan kapal perang PKR di PT.PAL, industri pertahanan pendukung
dalam negeri lainnya akan tumbuh yang pada akhirnya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyerapan tenaga kerja.
Menhan
mengatakan, walaupun dalam pembangunan kapal perang PKR pertama ini
masih ada beberapa kekurangan yang harus terus diperbaiki, namun hal
ini merupakan langkah perjalanan yang besar bagi industri pertahanan
dalam negeri. “Walaupun di tempat lain pembangunan kapal perang PKR
seperti ini sudah dilakukan, tetapi ini membuktikan bahwa suatu saat
nanti Indonesia akan dapat tampil dan kuat di laut dalam mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI”, tambah Menhan.
Mengakhiri
sambutannya, Menhan menyampaikan rasa bangga dan terimakasih kepada
semua pihak baik Panglima TNI, Kasal dan tim yang dipimpin oleh Sekjen
Kemhan yang telah bekerja keras bertahun-tahun dalam mempersiapkan dan
mewujudkan pembangunan kapal perang PKR. Bertepatan dengan ulang tahun
Kemerdekaan RI ke 65, ini adalah wujud persembahan dari anak bangsa di
sektor pertahanan, seluruh jajaran Kemhan dan TNI.
Sementara itu,
Sekjen Kemhan Mardya TNI Eris Haryyanto, S.IP, M.A saat membacakan
narasi pembangunan kapal perang PKR mengatakan, dalam mewujudkan cita
–cita mulia dan sebagai dedikasi kepada bangsa Indonesia, Kemhan dengan
segenap stake holder berupaya mewujudkan pembangunan kapal perang tempur
jenis PKR yang terbesar yang akan dibangun di industri pertahanan dalam
negeri. Hal ini juga sebagai apresiasi industri pertahanan dalam
berkontribusi guna pemenuhan kebutuhan Alutsista.
Lebih lanjut
Sekjen Kemhan menjelaskan, desain kapal PKR ini telah mempertimbangkan
dalam pemenuhan tuntutan operasional yang meliputi perkembangan
lingkungan strategis, konsep pembangunan trimatra TNI dan program
kemandirian Alutsista melalui Transfer of Knowledge (TOK) dan Transfer
of Technology (TOT).
Sementara itu dalam rancang bangun telah
ditetapkan kriteria antara lain mampu dioperasikan sampai dengan batas
terluar zona ekonomi eksklusif, memiliki fire power handal dan mampu
menimbulkan dampak penangkalan, memiliki teknologi Senkomlek terkini dan
terintegrasi serta dapat diup-grade sesuai dengan perkembangan
teknologi dan mampu melaksanakan tugas – tugas SAR.
Sekjen Kemhan
menambahkan, sasaran yang ingin dicapai adalah diharapkan PT. PAL
sebagai industri strategis pertahanan dapat secara mandiri mampu
mendesain dan memproduksi kapal jenis PKR, fregat dan kapal atas air
lainnya.
Sekjen Kemhan mengatakan, pembangunan kapal PKR ini
merupakan persembahan anak bangsa kepada bumi persada Indonesia dalam
menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 65 Tahun 2010 yang
diharapkan akan meningkatkan posisi tawar dan daya saing bangsa
Indonesia.
Proses Pembangunan Kapal Perang PKR
Pembangunan
kapal perang PKR ini diawali dengan pengajuan pengadaan satu buah kapal
perang jenis PKR oleh TNI AL kepada Kemhan dan selanjutnya diproses
melalui mekanisme yang ada dalam pengadaan Alutsista TNI.
Pembuatan
kapal perang tersebut dikerjakan oleh PT. PAL selaku industri
pertahanan dalam negeri yang akan bekerjasama dengan negara lain, selaku
pemenang tender sebagai bagian dari alih teknologi. Berdasarkan
perhitungan PT. PAL yang berbasis di Surabaya untuk pembuatan kapal
perang PKR yang pertama dibutuhkan waktu sekitar 4 tahun.
Sebelumnya
Kemhan juga telah menentukan negara Belanda dari tiga negara Eropa
lainnya yang diusulkan menjadi rekan kerja, yakni Belanda, Italia dan
Rusia. Di dalam ketetapan program pembangunan kapal perang jenis PKR
tersebut, pihak Kemhan dan TNI AL telah mempersyaratkan kepada pemenang
tender, dalam hal pembangunan kapal perang PKR pertama dilaksanakan
sepenuhnya di PT. PAL dengan maximizing local content (porsi PT.PAL).
Hak patent dari desain kapal perang PKR yang dipersenjatai dengan
berbagai jenis Rudal menjadi milik bersama Kemhan dan pemenang tender.
Selain
itu, Kemhan dan PT. PAL memiliki hak untuk menjual kapal yg sama ke
negara ASEAN dan Asia, serta bila pemenang dari tender pembangun kapal
perang PKR menjual kapal yg sama, PT. PAL mempunyai hak untuk men-supply
engine room section dan accommodation section dalam rangka ‘
co-production ‘.
Beberapa hal lainnya yang mendukung program
pembuatan kapal perang PKR tersebut, yakni kapal perang jenis PKR
dibangun di divisi kapal perang, dimana manajemen & organisasi
proyek yang meliputi engineering, procurement, construction dan finance
dikelola secara terpisah dari kegiatan korporasi PT.PAL.
Proses
pembangunan kapal perang PKR ini juga didasari oleh adanya suatu
komitmen penuh dari pihak manajemen, karyawan PT. PAL serta para stake
holder. Disamping itu diperlukan juga suatu komitmen investasi secara
jelas dari partner untuk peningkatan kapasitas & fasilitas produksi
divisi kapal perang.
Seleksi khusus dari setiap sumber daya
manusia sebagai pelaksana yang terlibatpun di dalam proyek pembangunan
kapal perang PKR tersebut juga harus sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
Spesikasi Kapal Perang PKR
Kapal
perang jenis PKR yang akan dibuat di Indonesia oleh PT. PAL dirancang
dapat digunakan dalam beberapa misi operasi antara lain peperangan
elektronika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam,
peperangan anti kapal permukaan dan bantuan tembakan kapal. Di samping
itu kapal perang PKR tersebut dilengkapi dengan Rudal SAM, SSM dan
Rudal anti kapal selam.
Spesifikasi dari kapal perang PKR
tersebut antara lain memiliki panjang keseluruhan ± 105 meter, lebar ±
14 meter, kedalaman ± 8,8 meter, kecepatan (max / cruiser / ekon) ±
30/18/14 kn dengan kekuatan mesin utama ± 4 x 9.240 hp.
Kapal
tersebut dilengkapi dengan perlengkapan radar untuk mendeteksi kapal
selam dan pesawat udara, perlengkapan persenjataan diantaranya meriam
kaliber 76 sampai 100 mm dan kaliber 20 sampai 30 mm, peluncur rudal ke
udara dan senjata torpedo serta perlengkapan pendukung lainnya. Kapal
ini juga dilengkapi dengan fasilitas helipad di deck kapal.
Sumber : PAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar