Surabaya, DMC - Kapal perang jenis Landing Platform Dock
(LPD) produksi dalam negeri buatan PT. PAL Indonesia (Persero) secara
resmi memperkuat Alutsista TNI Angkatan Laut khususnya unsur kapal
perang di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Kapal
perang tersebut diberi nama Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593.
Peresmian ditandai dengan pernyataan
peresmian Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dan penekanan tombol sirine
pembuka selubung papan nama KRI serta dilanjutkan dengan Pelantikan
Komandan KRI Banda Aceh-593 oleh Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro, Senin (21/3) di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya..
Sebelumnya, peresmian juga ditandai dengan penandatanganan Berita
Acara Serah Terima Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dari PT. PAL Indonesia
(Persero) kepada Daewoo International Corporation yang selanjutnya
diserahkan kepada Kemhan RI. Setelah diterima oleh Kemhan RI,
selanjutnya diserahkan kepada TNI AL kemudian kepada Kolinlamil selaku
pengguna.
Hadir dalam upacara peresmian, Menteri
BUMN Mustafa Abubakar, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono, Kepala
Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Sekjen Kemhan Marsdya TNI
Eris Herryanto, Dirut PT. PAL Indonesia Harsusanto dan sejumlah pejabat
di jajaran Kemhan, Mabes TNI, Mabes TNI AL dan PT. PAL.
Menhan
mengatakan, pembangunan Kapal LPD-4 ini dilaksanakan di dalam negeri,
dalam hal ini PT. PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Daewoo
Internasional, Corp. sebagai Main Contractor. Walaupun
pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang, namun atas kerja
keras dan segala upaya Daewoo Internasional, Corp dan PT. PAL Indonesia
akhirnya pembangunan kapal ini dapat diselesaikan sesuai batas waktu
yang tercantum dalam kontrak.
Menurut Menhan, lamanya waktu tersebut
dapat dimaklumi karena adanya pergeseran material yang semula berada di
Korea Selatan dialihkan ke Indonesia, serta adanya keterbatasan sarana
dan prasarana.
Menhan menegaskan, dengan pembangunan
kapal LPD-4 yang di laksanakan di dalam negeri, dalam hal ini PT. PAL
Indonesia diharapkan dapat memberikan pengalaman, kesempatan dan manfaat
bagi kemajuan PT. PAL terutama dalam rangka proses alih teknologi.
Kedepan dalam rangka mendukung
kemandirian produksi Alutsista, Pemerintah dalam hal ini Kemhan terus
berupaya melakukan berbagai terobosan dengan penyiapan perangkat lunak,
pengembangan industri dalam negeri maupun optimalisasi pendayagunaan
produksi dalam negeri sehingga pada akhirnya diharapkan kita dapat
mengurangi ketergantungan pada pengadaan Alutsista dari luar negeri.
Atas nama Pemerintah, Menhan
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada
Direktur dan seluruh jajaran PT. PAL Indonesia atas penyerahan Kapal
LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini kepada Kemhan. Ucapan terima kasih dan
penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak atas terlaksananya
pembangunan kapal KRI Banda Aceh-593 ini.
Pada
kesempatan tersebut, kepada jajaran TNI AL, Menhan juga menyampaikan
ucapkan selamat atas penambahan kekuatan Alutsista ini dengan harapan
agar Alutsista tersebut dioperasionalkan dan dipelihara dengan baik,
sehingga dapat mendukung tugas-tugas operasi sesuai yang diharapkan dan
mempunyai masa pakai yang panjang. “Dengan peresmian kapal ini, bagi
TNI AL sangat berarti dan mempunyai nilai strategis karena menambah
kekuatan jajaran TNI AL sesuai dengan Renstra MEF (Minimum Essential Force)”, tambah Menhan.
Sementara itu, Dirut PT. PAL Indonesia mengatakan, sebelum diserahkan, kapal ini telah menjalani sea trial (uji
coba layar) dimana kapal diuji kemampuannya dengan berlayar mulai dari
pengujian stabilitas kapal, kecepatan kapal dan semua system yang ada di
kapal dilaksanakan pengujian, setelah itu kapal di laksanakan commodore inspection yaitu kapal di uji coba layar lagi yang langsung di saksikan oleh tim penerima kapal dari TNI-AL dan Kemhan.
Menurutnya, hasil dari uji coba layar
sangat memuaskan, yaitu semua pengujian memenuhi target yang sudah
ditetapkan dalam kontrak bahkan ada beberapa yang melampaui target
misalnya tentang kecepatan kapal di kontrak ditetapkan 15,0 knots namun
pada saat kapal uji coba layar kecepatan kapal mencapai 15,2 knots. Hal
ini membuktikan bahwa kapal produksi PT.PAL Indonesia sangat
membanggakan.
Lebih lanjut Dirut PT. PAL Indonesia
mengatakan, dengan pelaksanaan penyerahan kapal LPD 125 M produksi PAL.
Indonesia kedua ini diharapkan kepercayaan pada industri dalam negeri
dapat lebih ditingkatkan, sehingga kebutuhan alat utama sistim senjata
(Alutsista) negara dapat dipenuhi di dalam negeri, yang berarti secara
langsung turut membangun kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan
Alutsista sekaligus berperan dalam penghematan devisa negara.
Menurutnya,
pengalaman selama dalam pembangunan kapal LPD pesanan Kemhan dan TNI
khususnya TNI AL ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi
PT.PAL Indonesia. Kedepan PT. PAL Indonesia dengan segala sumber daya
yang ada bertekat untuk lebih maju lagi serta akan lebih memperhatikan
ketepatan waktu dan menjaga kualitas.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 Produksi PT.PAL Indonesia
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dengan
panjang 125 meter ini merupakan kapal kedua dari dua kapal yang dipesan
oleh Kemhan & Daewoo kepada PAL Indonesia, dimana kapal pertama
sudah diserahkan oleh PT. PAL Indonesia pada tahun lalu. Adapun total
kapal LPD 125 m yang dipesan oleh Kemhan adalah 4 kapal, dimana 2 kapal
di bangun di Korea dan 2 kapal dibangun di PT. PAL Indonesia.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini
dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan
dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System)
yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defence dengan
komunikasi kapal ke kapal combatan untuk melindungi pendaratan pasukan
dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan
helikopter.
Kapal ini dibangun dengan kelas Loyd Register
+ 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk
memudahkan manouver kapal ini dilengkapi dengan bow thruster yang
berfungsi untuk memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal ini mesin
dapat di operasikan dari ruang control dan bisa langsung dari ruang
mesin serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa di
fungsikan untuk pertolongan pertama.
Kapal LPD 125 meter ini didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI-AL, diantaranya untuk Landing Craft Carrier (Landing Craft
Unit 23 m, untuk pendaratan pasukan, operasi ampibi, tank carrier,
combat vehicle 22 unit, dan tactical vehicle 13 unit, total embarkasi
507 personil termasuk troop carrier 354 troop, crew, guest, dan
officer), operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta dapat
mengangkut 5 unit helicopter jenis MI-2 atau BELL 412, serta mampu
berlayar selama 30 hari secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar